Halaman

Powered By Blogger

SELAMAT DATANG DI ZMID

"ZMID" adalah kulasan berita yang berisi tentang Politik dan dunia militer baik dalam maupun luar negeri.

Sabtu, 16 Juni 2012

Hadapi Serangan Dari Dunia Maya, Iran Siapkan Pertahanan Khusus

Seruu.com - Pemimpin Organisasi Pertahanan Pasif Iran mengatakan para ahli Iran sedang menyiapkan rencana pertahanan strategis di dunia maya guna membantu negeri itu menanggulangi serangan maya yang kerap terjadi, demikian laporan kantor berita setengah resmi Iran, Mehr, Jumat (15/6).
"Pada tahun sebelumnya (Kalender Iran, yang berakhir pada 19 Maret), komando dunia maya negeri ini dibentuk, dan (rumus) strategi pertahanan dunia maya sekarang jadi agenda kami," kata Gholam-Reza Jalali, Kamis (15/6).

"Poin pentingnya ialah kami mengembangkan mekanisme bagi pertahanan dunia maya dengan cara kami akan mampu mempertahankan negeri ini dari virus baru," kata Jalali sebagaimana dikutip.

Selama beberapa tahun belakangan, Iran telah menjadi sasaran sejumlah serangan di dunia maya, yang telah mengganggu sistem industri negeri tersebut. Namun para ahli Iran telah mampu secara gemilang memantau dan menangkal semua serangan itu, ia menambahkan.

Pejabat tersebut mengatakan pusat kegiatan komando dunia maya ialah pada pertahanan maya dan Iran tak berencana melancarkan serangan dunia maya terhadap negara lain, demikian laporan Xinhua -Sabtu siang.

Pada Mei, media Iran melaporkan para ahli komputer Iran mendeteksi dan menaklukkan virus rumit mata-mata Israel.

Satu virus komputer yang dikenal dengan nama "Flame" telah mengincar industri minyak Iran, kata harian Kayhan. Namun surat kabar tersebut menambahkan para ahli Iran telah mampu mendeteksi dan menaklukkannya.

Pemimpin Organisasi Teknologi Informasi Iran Ali Hakim Javadi sebelumnya mengatakan para ahli di negeri tersebut telah berhasil memproduksi perangkat lunak antivirus yang dapat menemukan dan menghapuskan virus komputer "Flame", yang dideteksi.

Javadi mengatakan perangkat lunak antivirus asli Iran itu telah mampu mendeteksi virus tersebut dan membersihkan komputer yang terinfeksi.

Ia menyatakan perangkat jahat itu berbeda dari virus lain dan lebih merusak dibandingkan dengan "Stuxnet".

Pada 24 April, seorang pejabat perminyakan Iran mengatakan para ahli di negeri tersebut telah menaklukkan serangan dunia maya terhadap Kementerian Perminyakan negeri itu.

Wakil Menteri Urusan Rekayasa, Hamdollah Mohammadnejad mengatakan, "Baru-baru ini, sedikit server Perusahaan Minyak Nasional Iran (NIOC) diserang perangkat jahat, tapi para ahli keamanan maya di industri perminyakan segera menaklukkannya."

Pada 23 April, kantor berita setengah resmi ISNA melaporkan virus tersebut diidentifikasi sebagai "Viper", yang juga telah mengincar beberapa jejaring lain sektor industri Iran.

Pada Oktober 2010, Menteri Intelijen Iran Heidar Moslehi mengumumkan Iran telah mendeteksi dan menggagalkan satu virus yang ditujukan untuk menyerang sistem instalasi nuklir di negeri itu.

Iran menyatakan "cacing" komputer tersebut, "Stuxnet", telah menyerang 30.000 alamat Protokol Internet (IP) di Iran, termasuk komputer pribadi staf di instalasi pembangkit listrik nuklir pertama di negeri itu, Bushehr. Teheran juga menyatakan Israel dan konglomerat Siemens berada di belakang serangan terhadap jejaring industrinya tersebut. 

Sumber: Seruu.com

Indonesia Targetkan Investasi Industri Pertahanan Mencapai 100 Triliu

BONTANG-(IDB) : Pemerintah menargetkan nilai investasi industri pertahanan nasional bisa mencapai sekitar Rp100 triliun dalam waktu lima tahun. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pihaknya akan terus mendorong masuknya investasi di industri pertahanan, baik oleh swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN).

Nilai investasi industri pertahanan tersebut terdiri atas berbagai macam sektor seperti alat utama sistem senjata (alutsista), pabrik peluru kendali (rudal), dan bahan peledak berkekuatan rendah atau amonium nitrat. Peningkatan investasi juga akan menaikkan devisa negara. Menurutnya, target tersebut bisa terpenuhi tidak hanya melalui pembangunan pabrik baru, tapi juga penambahan investasi serta kapasitas produksi.

Dia mencontohkan, pabrik amonium nitrat PT KNI yang senilai Rp4 triliun. ”Saat ini kapasitas produksinya 300.000 ton per tahun, sebelumnya hanya sekitar 120.000-150.000 ton per tahun,” kata Purnomo seusai peresmian pabrik amonium nitrat PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) di Bontang, Kalimantan Timur,kemarin. Purnomo memperkirakan, kebutuhan amonium nitrat nasional terus meningkat menjadi 800.000 ton per tahun pada 2014-2015.

Saat ini kebutuhan amonium nitrat sekitar 600.000 ton per tahun. ”Ditambah produksi MNK (PT Multi Nitrotama Kimia) di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, produksi dalam negeri menjadi lebih besar,”ucapnya. Saat ini hanya ada dua pabrik amonium nitrat di dalam negeri yakni PT KNI dan PT MNK.Sebenarnya ada satu lagi perusahaan BUMN di Bontang yakni PT Dahana, namun hingga kini masih belum diketahui secara jelas soal investasinya.

Lebih lanjut Purnomo menjelaskan, saat ini investor lainnya yakni PT Batuta tengah menjajaki investasi pembangunan pabrik amonium nitrat di Bontang.Dia mengaku sudah menerima proposal rencana investasi PT Batuta. Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak menambahkan, pihaknya mendukung investor di Bontang dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif, keamanan berinvestasi, menjamin kepastian hukum, serta mempermudah perizinan.

Awang mengungkapkan, Bontang menempati urutan kelima dari 33 provinsi terkait penanaman modal asing (PMA), nomor tiga untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan masuk dalam 10 besar regional champion investasi. Dia menyebutkan, realisasi investasi di Bontang tahun lalu mencapai Rp38 triliun, melampaui target awal Rp32 triliun.” Tahun ini kami targetkan Rp42 triliun.Termasuk industri batubara. Dua blok migas sedang dikembangkan,”ucapnya.

Direktur Utama PT KNI Antung Pandoyo optimistis, perusahaan yang dia pimpin bakal menjadi produsen amonium nitrat terbesar di Indonesia, bahkan mungkin Asia Tenggara. PT KNI akan berperan penting sebagai aset nasional untuk melayani industri pertambangan di dalam negeri.

Pembangunan pabrik tersebut juga akan menghemat devisa negara hingga USD150 juta. ”USD150 juta asumsinya harga USD500 per ton. Itu dikali 300.000 ton. Kalau harga USD600,akan lebih besar,”tandasnya.
  
Pengusaha Ingin Kemudahan Investasi Bahan Peledak

Pengusaha bahan baku peledak meminta sejumlah kemudahan untuk berinvestasi di sektor interview. Kementerian Pertahanan akan merivisi Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 22 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengaturan, pembinaan dan Pengembangan Badan usaha Peledak Komersial.


"Kami menerima banyak masukkan," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Bontang kepada Tempo, Jumat, 15 Juni 2012. Purnomo menerima sembilan pengusaha yang terkait bahan peledak dan lima importir. "Diantaranya kemudahan investasi dan perijinan."

Purnomo berjanji akan menindaklanjuti permintaan pengusaha ini. Pemerintah akan menyiapkan draft revisi peraturan ini. Namun Menteri Purnomo belum bisa memastikan kapan revisi ini akan dirampungkan. "Belum kami putuskan," kata dia.

Menteri Pertahanan sebelumnya mendorong badan usaha milik negara dan swasta untuk memproduksi bahan baku peledak atau ammonium nitrat. Permintaan ini disampaikan saat meresmikan PT Kaltim Nitrate Indonesia. Hingga saat ini hanya ada dua pabrik di dalam negeri yang memproduksi ammonium nitrat yaitu PT Multi Nitrotama Kimia dan PT Kaltim Nitrate Indonesia.

Saat ini Kementerian Pertahanan sedang mempelajari proposal pembangunan pabrik dari PT Batuta. Dia berharap, dengan semakin banyaknya produsen bahan baku peledak, ketergantungan impor bisa dikurangi. Dia berharap, pabrik yang beroperasi di Kalimantan Timur untuk terus memperbesar kapasitas. Menurut Purnomo, ekspansi ini perlu dilakukan karena potensi pasokan gas di wilayah ini sangat tinggi.
 

Sumber : IDB

Kamis, 14 Juni 2012

Hugo Chaves:Dibantu Cina; Iran dan Rusia Venezuela Segera Buat Pesawat Tanpa Awak


Karakas, Seruu.Com - "Venezuela membangun pesawat tanpa awaknya dengan bantuan Iran, China dan Rusia," kata Presiden Hugo Chavez. Menurut dia, pesawat-pesawat tanpa awak itu untuk keperluan-keperluan militer dan sipil.
"Satu dari tiga pesawat yang dibuat di sini, dan kita akan terus memproduksinya," kata Chavez, Rabu (13/6/2012), dalam satu pertemuan dengan para panglima pertahanan. Rusia, China, Iran dan negara-negara sekutu lainnya telah membantu proyek itu.


Chavez, yang berkuasa sejak 1999, adalah penentang keras apa yang ia sebut sebagai imperialisme Amerika Serikat di Amerika Latin, dan menjalin hubungan erat dengan musuh-musuh AS seperti Iran dan Kuba.

Pesawat tanpa awak itu memiliki jangkauan terbang 100 km, dapat mencapai ketinggian 3.000 meter. Jenderal Julio Morales, kepala pabrik senjata Cavin milik negara, yang membangun pesawat itu, menyatakan, "Pesawat itu dapat berada di ketinggian selama 90 menit dan dapat mengirim video dan gambar seketika."

"Kini sedang ditingkatkan kemampuannya untuk melakukan penerbangan pada malam hari," tambahnya.

Pesawat itu adalah bagian dari satu sistem semata-mata untuk pertahanan yang bertujuan melakukan pengintaian dan mengawasi pipa minyak, bendungan dan prasarana pedesaan lainnya, kata Morales.

Seorang pejabat lain mengatakan pesawat itu dibuat dari komponen-komponen yang dibuat di Venezuela dan dirakit para insyinyur militer yang dilatih di Iran.

Cavim sekarang sedang membangun pabrik-pabrik untuk memproduksi senapan-senapan, granat-granat, serbuk mesiu dan amunisi. Chavez memuji pembangunan belum lama ini --dengan bantuan Rusia-- satu pabrik untuk membuat senapan-senapan serbu AK-103.

"Kita punya hak (untuk memproduksi senjata-senjata)," kata Chavez. "Kita tidak ingin jika kita adalah satu koloni, tetapi kita adalah satu negara yang bebas dan merdeka." Apabila rampung, pabrik itu diharapkan akan memproduksi 25.000 senapan dan 70 juta peluru setiap tahun.

Chavez, yang telah pulih dari perawatan kanker hampir setahun, berencana untuk satu jabatan baru dalam pemilu akhir tahun ini

Sumber: Seruu.com

Satuan Armada Pasifik Rusia bergerak ke Hawai Gelar Latihanar


Vladivostok, Seruu.Com - Satuan Armada Pasifik Rusia, terdiri kapal perusak Admiral Panteleyev, kapal tanker Boris Butoma, dan kapal penyelamatan Fotiy Krylov, Rabu (13/6/2012), meninggalkan Vladivostok untuk ambil bagian dalam latihan skala besar angkatan laut multinasional RIMPAC-2012 di Hawaii.
Pesisir Lautan Pasifik (RIMPAC 2012), latihan terbesar angkatan laut di dunia, akan dilaksanakan pada 11 Juli sampai 2 Agustus 2012. Ini pertama kalinya bagi Rusia menghadiri latihan atas undangan dari penyelenggara manuver.

Tahun ini, 45 kapal dari 22 negara akan berpartisipasi. Mereka berasal dari Rusia, Australia, Kanada, Chili, Kolombia, Prancis, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Meksiko, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Peru, Korea Selatan, Filipina, Singapura, Thailand, Tonga, Inggris, dan Amerika Serikat, akan mengambil bagian dalam latihan angkatan laut.

RIMPAC 2012 akan memberikan kesempatan pelatihan bagi peserta meningkatkan dan mempertahankan hubungan kerja sama penting sambil memastikan keamanan alur laut dan keamanan kawasan.

Pasukan-pasukan juga akan melakukan operasi amfibi, meriam, rudal, anti kapal selam dan pertahanan udara selain latihan kontra-pembajakan, operasi pembuangan dan pembersihan ranjau, senjata peledak dan menyelam serta operasi penyelamatan selama latihan.

RIMPAC 2012 ini adalah pelaksanaan ke-23 dalam seri latihan yang dimulai pada tahun 1971.
Latihan RIMPAC pertama kali diadakan oleh kapal perang Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.
Sumber: Seruu.com
Biak (ANTARA News)-Markas Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional IV TNI AU di Kabupaten Biak Numfor, Papua, akan mengelar latihan udara bersandi `Perkasa` di wilayah paling Timur Indonesia, 10-12 Juli 2012 di Biak.

Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosek Hanudnas) IV Biak, Marsekal Pertama TNI Deddy N Komara di Biak, Kamis, mengatakan, latihan pertahanan udara itu melibatkan empat pesawat tempur `hawk` dari Skadron 1 Pontianak serta helikopter TNI AU.

Dikatakan, latihan `Perkasa` merupakan program rutin Pertahanan Udara Nasional TNI Angkatan Udara (AU). Tahun ini digelar di Sumatera dan Papua, khususnya Biak.

"Tujuan latihan pertahanan udara dengan sandi `Perkasa` ini merupakan salah satu kegiatan tahunan guna mengasah kemampuan dan ketrampilan prajurit TNI AU melaksanakan tugas pokok menjaga kedaulatan teritorial udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tuturnya.

Ia mengharapkan, latihan pertahanan udara nasional di wilayah kerja Kosek Hanudnas IV Biak dapat berjalan lancar hingga selesai.

Menyinggung pelanggaran udara di wilayah Papua oleh pesawat asing, menurut Marsma Deddy, selama dirinya bertugas sebagai Pangkosek Hanudnas IV belum ada yang serius.

Sebab, menurutnya, pergerakan pesawat selalu terpantau dari satuan radar di wilayah kerja Kosek Hanudnas Biak.

"Meski belum terlihat pelanggaran wilayah udara di Papua (oleh pihak asing), namun jajaran prajurit di satuan radar dan Kosek Hanudnas IV selalu siap siaga mengamankan kedaulatan teritorial wilayah udara NKRI," tegas Pangkosek Marsma Deddy.


Sumber : Antara

PT DI Mendapatkan Kontrak Pembuatan Target Data Receiver Sistem Senjata Grom TNI AD


Sistem senjata Grom milik TNI AD (photo : Kaskus Militer

Penanda tanganan kontrak rancang bangun TDR (Target Data Receiver) bersama PT DI bertempat di Sdirbinlitbang Pussenarhanud pada tanggal 13 Juni 2012 di tanda tangani oleh Dirbinlitbang Pussenarhanud Kol Arh Dedi Sholihin sebagai wakil dari Pussenarhanud dengan Direktur Teknik dan Pengembangan PT DI, Dita Ardonni Jafri, target akhir TA 2012 sudah tergelar TDR (Target Data Receiver) yang akan digabungkan dengan Mer 23 mm Zur composit Rudal Grom. TDR ini akan membantu dalam pendeteksi pesawat musuh dan data tersebut akan dikirimkan ke Satuan Tembak (Satbak).

Pengendalian tempur oleh Battery Command and Control Vehicle (BCCV) terhadap pucuk-pucuk Meriam 23 mm/Zur hybrid Rudal Grom menggunakan kabel sepanjang 200 m, sehingga hal ini mempengaruhi daerah gelar dalam rangka melaksanakan pertahanan udara terhadap obyek yang dilindungi. Apabila pengendalian tempur dalam bentuk koneksi data dan komunikasi tersebut tidak menggunakan kabel (wireless), maka selain diperoleh penggelaran meriam yang lebih luas, juga dapat berperannya setiap pucuk Meriam  23 mm/Zur hybrid Rudal Grom sebagai Satbak. Dengan demikian, konfigurasi Detasemen dapat dikembangkan menjadi 1 Radar, 2 BCCV, 4 Satbak Meriam 23 mm/Zur hybrid Rudal Grom dan 4 Satbak Rudal Poprad. Konfigurasi seperti ini diharapkan akan memperluas daerah pertahanan udara (coverage area) dan secara taktis, diperoleh kepadatan penyerangan sasaran sehingga efektivitas pertahanan udara semakin optimal.

 Berawal dari pemikiran tersebut diatas, maka pada TA 2010, Pussenarhanud Kodiklat TNI AD telah melaksanakan program Litbang yaitu Rancang Bangun Target Data Receiver (TDR) Sista Rudal Grom. Pada pelaksanaan program Litbang TA 2010, telah diperoleh tujuan dan sasaran yang diinginkan yaitu terwujudnya suatu peralatan TDR untuk pengendalian tempur meriam 23 mm/Zur, yang bertindak sebagai satuan tembak. Dari hasil evaluasi program, diperoleh beberapa hal perlu pengembangan program lebih lanjut demi kesinambungannya program Litbanghan. Hal-hal yang perlu dikembangkan dari pencapaian program Litbanghan TA 2010 antara lain perubahan bentuk dan ukuran serta kemampuan laptop sehingga lebih mudah dalam penggunaannya di lapangan. Selain itu karakteristik dan kemampuan radio perlu ditingkatkan untuk menjangkau jarak penyaluran data sasaran. Pengembangan komponen laptop dan radio pada proposal kegiatan program ini selain bertujuan untuk meningkatkan kemampuan unit TDR, juga mempertimbangkan kesesuaian operasional unit TDR ini di lapangan.

Untuk menjamin berkelanjutannya program Litbanghan Pussenarhanud, maka perlu diajukan program Litbang untuk mengembangkan program Rancang Bangun Target Data Receiver (TDR) Sista Rudal Grom sebagai program pengembangan untuk program kerja dan anggaran TA 2012. Melalui pengembangan sistem dan metode, diharapkan kesinambungan program Litbang ini dapat menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan kemampuan Alut Sista Rudal Grom.

Laptop yang ada pada TDR Sista Rudal Grom hasil program Litbang TA 2010 walaupun memiliki kriteria semi rugged laptop, namun masih kurang portable, sehingga akan menyulitkan awak meriam untuk mengoperasikannya di lapangan. Pengembangan ukuran dan jenis laptop yang lebih bersifat portable dan memiliki GPS built-in, selain akan memudahkan operasional awak meriam, juga akan meningkatkan efisiensi penggelarannya.

Radio yang ada pada TDR Sista Rudal Grom hasil program Litbang TA 2010 merupakan radio komersial sehingga tidak memiliki kemampuan anti jamming terhadap gangguan transmisi data pada saat operasional. Pengembangan kriteria radio menjadi milspec radio dan berjenis manpack selain akan memudahkan operasional awak meriam dan meningkatkan kemampuan jarak jangkau transmisi data sasaran, juga akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggelarannya.

Melalui pengembangan sistem dan peralatan pada model TDR, akan diperoleh model Target Data Receiver (TDR) Sista Rudal Grom yang memiliki kemampuan dan kesesuaian operasional yang tinggi. Dengan diperolehnya TDR yang handal, pucuk meriam 23 mm/Zur pada Sista Rudal Grom dapat berperan sebagai satuan tembak sehingga dapat digelar secara lebih fleksibel dengan jarak lebih jauh, dapat memperluas coverage area, serta secara taktis akan diperoleh kemungkinan menembak seawal mungkin demi terwujudnya efektivitas pertahanan udara.
Sumber: Defense studies

Rabu, 13 Juni 2012

Analisis : Menggagahkan Diri Di Teras Depan

Selat Malaka adalah jalan raya laut yang ramai lancar memisahkan tiga rumah negara bertetangga Indonesia, Malaysia dan Singapura yang masing-masing punya pagar pengaman yang berbeda.  Sementara selat Singapura adalah jalan raya laut nan sempit padat merayap yang memisahkan Indonesia dan Singapura dan merupakan selat terpadat yang dilintasi berbagai kapal niaga segala ukuran.  Di selat sempit yang memisahkan Batam dengan Singapura, negeri pulau kota itu memagari dirinya dengan beragam alutsista untuk meyakinkan wilayah negerinya yang kecil itu aman dari gangguan berskala apapun. 

Kemampuan intelijen dan teknologinya serta kekuatan alutsista yang dimiliki Singapura memberikan kesan dan pesan agar pihak eksternal jangan bermain api dengannya. Pihak yang dimaksud tentu Indonesia dan Malaysia.  Bedanya adalah negeri kecil itu memang punya rumah kecil yang sekaligus sebagai pusat eksistensi mereka sehingga mereka membentuk kombinasi pertahanan sarang lebah yang siap menyengat jika diganggu.  Jika tak diganggu ya tak apa-apa, namanya juga lebah, tidak ingin mengganggu dan tak ingin diganggu.  Demikian juga dengan Malaysia walau tidak sedahsyat Singapura dalam mengamankan teritorinya di selat Malaka, secara de facto mereka lebih bereaksi cepat jika ada pelanggaran teritori perairannya dibanding dengan Indonesia.
Pulau Nipah, dipersiapkan sebagai beranda yang gagah
Indonesia yang memiliki teritori lahan “semilyar hektar” dan merupakan teritori terbesar di Asia Tenggara juga sudah melakukan pagar pengamanan untuk menjaga kedaulatan teritorinya di batas jalan raya laut yang menghubungkan Asia Selatan, Timur Tengah dengan Asia Timur.  Salah satunya tentu dengan menghadirkan “satpam” berupa kapal patroli TNI AL di sepanjang teras depan rumahnya.  Tetapi harus diakui kehadiran satuan angkatan laut dengan alutsistanya ini belum sampai pada kategori gagah dan kekar.  Kehadiran kapal patroli di teras depan yang bernama selat Malaka dan selat Singapura belum mencerminkan kewibawaan pada sebuah teritori negara yang paling besar wilayahnya, paling besar pula penduduknya dan punya sumber daya alam yang melimpah.

Lalulintas di jalan raya laut seperti selat Malaka dan selat Singapura tentu memerlukan kehadiran negara yang berwibawa dalam bentuk satuan patroli laut  yang siaga penuh dan cepat bereaksi sebagai wujud eksistensi kita  di jalan raya laut yang juga menjadi border negara kita.  Mencontohkan cara kerja PT Kereta Api Indonesia manakala ada kereta api melewati stasiun besar dan kecil baik berhenti atau tidak, selalu ada personil kereta api bertopi yang memberi hormat dan semboyan sehingga kita mengetahui ada kehadiran dan monitoring dalam perjalanan kereta api tadi.

Satuan kapal cepat rudal (KCR) adalah kendaraan yang paling pas untuk memastikan kehadiran angkatan laut yang berwibawa untuk mengawal dan mengamankan teritori negara.  Menghadirkan satuan kapal cepat rudal di selat Malaka dan selat Singapura bukan dimaksud untuk pamer kekuatan tetapi untuk meyakinkan pemakai lalulintas jalan raya laut terpadat itu bahwa mereka berada di salah satu sisi jalan raya laut yang bernama Indonesia. Kehadiran patroli KCR ini juga sekaligus untuk memberikan rasa aman bagi perjalanan kapal niaga dari kejahatan perompakan laut di dua selat ini.  Manfaat lain adalah memberikan sinyal pada negara tetangga yang berbatasan laut dengan RI bahwa kita hadir mengawal teritori dengan postur meyakinkan.
Jet tempur F16 segera ditempatkan 1 skuadron di Pekanbaru
Oleh sebab itu pembentukan satuan kapal cepat rudal di Armada Barat yang sudah diputuskan setahun yang lalu mestinya sudah dapat memberikan warna kehadiran tadi.  Termasuk menambah kuantitas KCR hingga mencapai jumlah mencukupi melakukan patroli laut sepanjang selat Malaka dan selat Singapura every time.  Ketika dibentuk satuan kapal cepat rudal di Armada Barat setahun yang lalu jumlah alutsista berupa KCR tidak lebih dari 10 KCR.  Kita sangat berharap jumlah itu bisa dilipatgandakan menjadi minimal 25 KCR dimana sebagian kapal mengawal perairan Natuna dan sebagian lagi mengawal selat Malaka dan selat Singapura.

Kehadiran satuan tempur Marinir di Riau Kepulauan adalah decision yang bagus untuk mempertegas nilai tambah kehadiran satuan pengamanan berkualifikasi serbu amfibi di teras depan rumah kita.  Bukankah teras atau beranda depan rumah kita adalah lambang kewibawaan sebuah rumah apalagi jika pengamanannya dilengkapi dengan pengaman berkualitas herder.  Ini juga sekaligus ingin mengubah sebuah “peribahasa” yang berbunyi masuk dulu baru digebuk.  Lalu menggantinya dengan syair lagu berirama mars, gebuk dulu sebelum masuk.  Jalan ke arah itu sedang dipersiapkan.  Kita sudah punya satuan Marinir di Lhok Seumawe, Belawan dan yang sedang dipersiapkan adalah satuan tempur Marinir di Batam, Nipah dan Karimun.  

Kombinasi kapal cepat rudal di Armada Barat dan penempatan satuan Marinir di jalan raya laut itu diniscayakan memberikan nilai kegagahan dalam postur pengamanan laut di kedua selat itu.  Sebaran kapal cepat rudal ini bisa dipangkalkan di Belawan, Dumai dan Tg Pinang untuk mengantisipasi kecepatan reaksi dan coverage patroli.  Kegagahan ini akan semakin kinclong manakala 1 skuadron jet tempur F16 sudah memasuki home basenya yang baru di Pekanbaru termasuk skuadron UAVnya sehingga memberi tambahan kekuatan bagi skuadron Hawk yang sudah lebih dulu berhome base di ibukota Riau Daratan itu.

Ada pertanyaaan lalu bagaimana dengan kapal-kapal KKP yang juga melakukan patroli keamanan laut. Jawabannya tetap saja jalankan fungsinya sesuai tupoksi tentu dengan koordinasi Angkatan Laut.  Fungsi kapal-kapal KKP adalah memantau dan menangkap kapal asing yang melakukan kegiatan ilegal fishing di laut teritori kita.  Jika ada insiden antara  kapal patroli KKP dengan negara tetangga, satuan kapal cepat rudal TNI AL bisa memback upnya sehingga kehadiran KCR memberikan nilai gentar bagi keinginan jiran untuk ber insiden dengan kita.
Manuver KRI Clurit dengan 2 Rudal C705
Pemenuhan kebutuhan kapal cepat rudal tidaklah menghadapi kendala karena kapal perang jenis ini sudah bisa diproduksi oleh galangan kapal nasional kita baik PT PAL maupun swasta nasional.  PT PAL sedang mempersiapkan minimal 6 KCR ukuran 60 meter sementara galangan kapal di Batam sudah menghasilkan 2 dari 6 pesanan KCR ukuran 40 meter.  Kapal ketiga akan diserahkan Nopember tahun ini.  Galangan kapal di Banyuwangi juga sedang menyiapkan beberapa kapal perang Trimaran yang juga berkualifikasi KCR. 

Penyiapan KCR bersinergi dengan produksi rudal anti kapal C705 kerjasama dengan Cina.  Dengan membawa 2 rudal C705 sebagai senjata pukulnya maka setiap KCR yang melaju cepat di jalan raya laut beranda rumah kita tentu memberi nilai kegagahan yang meyakinkan sebagai bentuk kewibawaan kehadiran  yang sebanding dengan besarnya rumah yang harus dijaga ini.   Kehadiran KRI Sigma Diponegoro di Singapura untuk menjemput Presiden SBY dari kunjungan ke negeri itu awal bulan ini dan dikawal oleh 2 KCR dari Clurit Class memberikan aura kebanggaan bagi siapapun yang melihatnya.  Akan lebih bangga lagi jika kehadiran itu bukan hanya sekedar menjemput seorang Kepala Negara melainkan dengan kehadiran yang terus menerus di beranda jalan raya laut itu. Bukankah ini bentuk dari formula menggagahkan diri untuk sebuah kepantasan dan kepatutan yang memang harus dipertontonkan di wilayah border yang bernama Republik Indonesia.


Sumber : Analisis

TNI AL Tambah Tiga Heli Bell 412EP

SURYA Online, SURABAYA - Setelah tertunda, tiga Helikopter Bell 412 EP akhirnya tiba di Lanudal Juanda, Rabu (13/6/2012).

Ketiga helikopter ini di tempatkan di skuadron 400 untuk memperkuat jajaran Puspenerbal. Penyerahan tiga capung besi ini dipimpin Komandan Puspenerbal Laksma TNI Sugianto di apron shelter skuadron 400 Lanudal Juanda. Sugianto menjelaskan helikopter ini difungsikan sebagai angkut taktis dan dukungan logistik cepat.

Heli ini diproduksi h Textron Kanada dan dilakukan penyempurnaan  PT Dirgantara Indonesia (DI) yang disesuaikan untuk kepentingan military aircraft dengan desain khusus matra laut. "Helikopter Bell 412 EP sudah tidak asing lagi bagi penerbang TNI AL," kata Sugianto. Sebelumnya, penerbang TNI AL juga mengoperasikan jenis yang sama yakni NBell 412 dan Bell 212. 

 Tiga Heli Baru Langsung Dipakai Latihan

Tiga Helikopter Bell 412 yang baru datang di Lanudal Juanda, Rabu (13/6/2012), langsung dipakai latihan pendaratan pasukan.

Untuk latihan pendaratan, masing masing helikopter diisi sekitar 10 - 15 personil. Selanjutnya helikopter berputar putar menuju lokasi pendaratan yang sudah ditentukan.

Komandan Puspenerbal Laksma TNI Sugianto mengatakan helikopter ini sudah teruji,  baik oleh operator sipil maupun militer di beberapa negara di medan laut.

Tiga  helikopter Bell 412 EP akhirnya tiba di Lanudal Juanda, Rabu (13/6/2012), setelah penerbangannya tertunda akibat cuaca buruk di Bandung, Selasa (12/6/2012).
.
Ketiga helikopter ini di tempatkan di skuadron 400 untuk memperkuat jajaran Puspenerbal. Penyerahan tiga capung besi ini dipimpin  Danpuspenerbal Laksma TNI Sugianto di apron shelter skuadron 400 Lanudal Juanda

Sumber: Surya online

Inilah Motif Manuver Militer Baru Israel

REPUBLIKA.CO.ID, Israel kembali menggelar manuver militer baru di wilayah Shebaa. Sumber Lebanon menyebutkan Israel memulai latihan perang besar-besaran di selatan Shebaa dengan menerjunkan pasukan infanteri dan altileri. Tidak hanya itu, militer Israel juga mengerahkan pesawat pengintai tanpa awak dan helikopter di Sheba, dataran tinggi Golan, dan desa-desa perbatasan rezim agresor dan Lebanon.

Motif manuver militer terbaru Israel bisa dilihat dari berbagai sisi. Pertama, rezim Zionis melakukan "Show of Force" di wilayah yang dudukinya dengan target ambisius memperluas wilayah jarahan.
Kedua, latihan perang ini digelar untuk mengalihkan isu friksi di tubuh rezim Zionis terkait kemampuan militer agresor itu dalam menghadapi serangan balasan dari Iran, Hizbullah dan Hamas, jika Israel benar-benar menyerang instalasi nuklir Iran.
Pasalnya, beberapa waktu lalu, Mantan Kepala Mossad kembali memperingatkan pejabat teras Tel Aviv mengenai risiko besar yang harus ditanggung Israel, jika jadi menyerang Iran. Meir Dagan menilai setiap serangan terhadap situs nuklir Iran akan melibatkan Israel dalam perang regional dengan konsekuensi destruktif bagi Tel Aviv. Ynet melaporkan, Dagan berulang kali mengungkapkan bahwa provokasi ambisius Netanyahu menyerang Iran merupakan "ide terbodoh"  yang pernah muncul pada tahun 2011.
Ketiga, manuver militer ini digelar untuk meningkatkan kepercayaan publik Israel sendiri terhadap Tel Aviv, terutama terhadap militer Zionis. 
Keempat, latihan perang kali ini digelar untuk mempersiapkan kekuatan militernya menghadapi kemungkinan meletusnya perang baru dengan Hizbullah dan Hamas. Tel Aviv hingga kini mencari celah baru untuk menebus kekalahan memalukan atas Hizbullah dalam perang tahun 2000 lalu. 


Sumber: Republika

Minggu, 10 Juni 2012

Awal Kekalahan Jepang di Perang Pasifik


Enam bulan setelah Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor dihancurkan Jepang, Kaigun (Angkatan Laut Jepang) mengirimkan empat kapal induk ke Kepulauan Midway di tengah Samudra Pasifik untuk menghabisi sisa armada Pasifik Amerika Serikat.

Alih-alih mengalahkan armada Amerika Serikat, kode komunikasi rahasia Kaigun berhasil dibuka pihak AS. Jumlah kekuatan musuh bisa diketahui dengan pasti, waktu serangan Jepang juga diprediksi dengan tepat, sehingga armada Jepang dapat dihancurkan dalam pertempuran Midway.

Armada AS, yang dipimpin Laksamana Chester Nimitz, memiliki jumlah kapal dan pesawat yang lebih sedikit dari Jepang. Pilot-pilot Angkatan Laut AS juga kalah pengalaman dibandingkan para penerbang Kaigun. Namun, mereka berhasil menenggelamkan empat kapal induk Jepang pada pertempuran hari pertama dalam perang yang berlangsung tiga hari.


Banyak pesawat tempur dan pengebom Jepang terpaksa mendarat di laut karena seusai menyerang lawan, kapal induk mereka ternyata sudah tenggelam. Kekuatan angkatan laut dan para penerbang Kaigun pun lumpuh sama sekali setelah Perang Laut Midway.

Pihak AS kehilangan satu kapal induk, 145 pesawat, dan 307 personel. Sebaliknya, Kaigun kehilangan empat kapal induk, sebuah kapal penjelajah berat, 291 pesawat, dan 4.800 pelaut dan pilot dalam Pertempuran Midway. Bahkan, seorang perwira senior Kaigun mencatat, ”Midway adalah pertempuran yang melumpuhkan kekuatan Kaigun untuk selamanya.”

Kekalahan di Midway sangatlah telak sehingga pihak Kaigun menutupi kabar tersebut agar tidak diketahui publik Jepang, bahkan hingga akhir Perang Pasifik.


Di daerah pendudukan Jepang, kabar kekalahan tersebut ditutup rapat agar Jepang tidak kehilangan muka. Almarhum Des Alwi dalam catatannya mengatakan, ayah angkatnya, Sutan Syahrir, yang mengoperasikan radio gelap mengetahui kabar kekalahan Jepang di Midway.

Des Alwi, yang bekerja untuk stasiun radio Jepang yang kini menjadi kantor RRI pusat di Jakarta, turut memantau perkembangan. Para nasionalis Indonesia tahu kekalahan total Jepang tinggal menunggu waktu.

Kunci kemenangan

Panglima Armada Pasifik AS Laksamana Cecil Haney, Senin (4/6), bersama para perwira AL AS terbang sejauh 1.300 mil (sekitar 2.100 kilometer) dari Oahu, Hawaii, ke kepulauan Midway untuk menghadiri 70 Tahun Pertempuran Laut yang mengubah jalannya Perang Pasifik. Akibat pertempuran itu pula, Jepang kehilangan banyak kekuatan hingga akhirnya menyerah tahun 1945.

”Setelah kemenangan di Midway, kami mengambil alih inisiatif menyerang. Selama tiga tahun berikutnya, Jepang hanya bisa bertahan,” ujar Laksamana Muda Michael Rogers, Panglima Perang Dunia Maya Armada AL AS, dalam pertemuan dengan media. Pertemuan itu diadakan di bekas kantor Nimitz di Pearl Harbor, akhir pekan lalu, untuk memperingati keberhasilan intelijen AL AS membongkar kode rahasia Jepang yang menjadi kunci kemenangan.

Gambaran umum menilai kemenangan AS merupakan kombinasi para pilot pengebom tukik (dive bomber), kesalahan strategi Jepang, dan Dewi Fortuna memihak pihak Amerika.

Rogers menerangkan, pada Mei 1942, Stasiun Hypo (Unit Intelijen Tempur di Pearl Harbor) dan sejumlah ahli bekerja sama untuk memahami rencana perang pihak Jepang. Laksamana Madya (Purn) Mac Showers (92), staf Stasiun Hypo yang masih hidup, mengaku informasi intelijen adalah kunci kemenangan AS terhadap Jepang.

”Laksamana Nimitz beberapa hari setelah pertempuran menjelaskan, tanpa ketajaman intelijen militer AS, bisa dipastikan koran di benua Amerika akan memuat kabar Jepang kembali menang dan menduduki Kepulauan Midway,” ujar Mac Showers, seperti dikutip Associated Press.

Secara jumlah, kapal Jepang 4 kali lebih banyak dari kapal AS. Pilot Jepang adalah veteran perang di Tiongkok, Asia Tenggara, dan serangan Pearl Harbor. Bahkan, pesawat tempur Mitsubishi Zero (pihak Sekutu menyebutnya Navy ”O”) jauh lebih lincah dibandingkan pesawat tempur AS.

Meski unggul dalam jumlah, teknis, dan pengalaman, pihak Jepang sama sekali tidak tahu- menahu strategi dan pergerakan musuhnya. Para pimpinan Kaigun memperkirakan Armada AS berada di sekitar Kepulauan Solomon, timur Pulau Papua. Menjelang 4 Juni 1942, pihak Jepang tidak mengetahui AL AS sedang sibuk mempersiapkan diri di pangkalan Hawaii untuk bergerak ke Midway, yang akan diserbu Jepang.

45.000 Kode

Sebelumnya, Nimitz mendapat laporan intelijen soal kode rahasia Jepang yang berhasil dipecahkan AL AS. Jepang ketika itu menggunakan kode rahasia memakai 45.000 digit angka yang mewakili kata dan ungkapan. Ahli kriptografi membongkar kode rahasia tersebut dengan bantuan komputer.

”Kami harus membongkar satu demi satu kode yang muncul. Setelah itu, dilakukan kombinasi temuan kode untuk mengetahui artinya. Semua dilakukan dengan saksama dan sangat melelahkan,” Mac Showers menerangkan.

Sebelum serangan Pearl Harbor 7 Desember 1941, pihak AS sudah sempat mengetahui arti sebagian kecil pesan rahasia Jepang. Seiring perjalanan waktu, mereka makin memahami kode rahasia Jepang, terutama pada bulan Mei 1942. Pihak AS mengetahui Armada Jepang sedang bergerak ke sebuah sasaran di Pasifik dengan kode ”AF”. Nimitz dan para perwiranya menduga lokasi itu adalah kepulauan karang, yang di dalamnya termasuk Kepulauan Midway.

Nimitz mengirim sejumlah pesawat intai di sejumlah atol yang diduga menjadi sasaran Jepang. Penentunya terjadi ketika Markas AS di Oahu, Hawaii, mendapat permintaan dari Midway untuk memperbaiki fasilitas penyulingan air. Tidak lama kemudian pesan rahasia Jepang yang disadap di Australia dan unit Rochefort di Hawaii menangkap pesan ”AF” kekurangan pasokan air segar. Nimitz pun yakin ”AF” adalah Midway!

Sumber: Kompas

India Berminat Akuisisi Delapan Kapal Perang Produksi Korea Selatan



NEW DELHI-(IDB) : India akan memperoleh sedikit-dikitnya delapan kapal perang dari Korea Selatan (Korsel) dalam upaya meningkatkan pertahanan maritimnya berdasarkan kesepakatan pertahanan yang diusulkan dan mungkin akan segera ditandatangani, demikian laporan media lokal, Minggu.

Sebagai bagian perkembangan "kemitraan strategis" dengan Korea Selatan, India akan membeli setidak-tidaknya delapan kapal penyapu ranjau canggih dan kapal perang pemburu.

Dalam hal ini India akan mendapatkan dua kapal dari perusahaan Korea Selatan Kangnam Corporation, sementara enam lainnya akan diproduksi oleh Goa Shipyard di India barat setelah alih-teknologi, kata surat kabar The Times of India.

"Kontrak ini sekarang sedang diselesaikan setelah mendapat kesimpulan dari perundingan komersial," kata sumber yang tidak disebutkan namanya.

India akan menggunakan kapal perang tersebut untuk mendeteksi dan menghancurkan ranjau bawah air, yang sering ditanam oleh negara kedua serta para aktor non-negara, kata laporan itu.

"Ranjau bawah air adalah senjata murah yang dapat digunakan untuk insiden berdampak besar. Ini relatif mudah bagi seseorang untuk meletakkan ranjau di dekat pelabuhan atau rute keberangkatan. Karena itu perlu meningkatkan perlindungan pelabuhan dan instalasi lepas pantai," kata seorang pejabat.


Sumber : Antara