Halaman

Powered By Blogger

SELAMAT DATANG DI ZMID

"ZMID" adalah kulasan berita yang berisi tentang Politik dan dunia militer baik dalam maupun luar negeri.

Sabtu, 02 Juni 2012

Dengan KRI Diponegoro, SBY Meninggalkan Singapura Menuju Pulau Nipah

SINGAPURA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Hj Ani Bambang Yudhoyono dan delegasi meninggalkan Singapura menuju Pulau Nipah, Indonesia, dengan KRI Diponegoro-365 dari Changi Naval Base, Sabtu (2/6) pukul 13.30 WIB. Rombongan Presiden SBY dilepas Duta Besar RI untuk Republik Singapura Andri Hadi, Atase Pertahanan RI Kol (Pnb) Mochamad Fadjar Sumarijadji, serta siswa-siswi KBRI yang mengenakan seragam pramuka dan melambai-lambaikan miniatur bendera Merah Putih.

Di atas kapal, di bawah terik sinar matahari, Presiden SBY disambut dengan upacara penyambutan militer. Selesai upacara penyambutan, Presiden SBY dan Ibu Ani melakukan peninjauan dalam kapal. KRI Diponegoro kemudian perlahan mulai meninggalkan Changi Naval Base dan berlayar menuju Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau. Perjalanan menuju Pulau Nipah ditempuh selama lebih kurang 1 jam 30 menit. Selama perjalanan menuju Pulau Nipah, KRI Dipenogoro mendapat pengawalan dari KRI Kujang dan KRI Clurit


Tiga puluh menit setelah KRI Diponegoro meninggalkan dermaga, dari anjungan kapal, SBY dan Ibu Ani menerima penghormatan
sailing pass dan flying pass di anjungan lambung kiri KRI DPN-365, sebagai tanda memasuki wilayah perairan Indonesia. Sailing pass dan flying pass dilakukan oleh KRI Ahmad Yani-351, KRI Pati Unus-371, KRI Kapitan Pattimura-384, dan pesawat Cassa U-618. Presiden SBY pun memberikan penghormatan balasan.

Mendampingi Presiden SBY, antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Mensesneg Sudi Silalahi, Setkab Dipo Alam, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan KSAL Laksamana TNI Soeparno.


Sumber : Persiden RI

AS, Jepang, Korsel Siap 'Keroyok' Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID,  SINGAPURA -- Amerika Serikat dan sekutu utamanya di Asia, yakni Jepang dan Korea Selatan Sabtu sepakat mendukung upaya-upaya untuk mencegah setiap ancaman senjata nuklir Korea Utara, kata para pejabat.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta bertemu dengan timpalannya Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Kwan Jin, dan tokoh senior parlemen Wakil Menteri Pertahanan Jepang Shu Watanabe di sela-sela konferensi keamanan regional di Singapura.

"Para menteri menegaskan kembali bahwa perilaku provokatif Korea Utara mengancam semua ketiga negara dan akan menghadapi solidaritas dari ketiga negara," kata ketiga petinggi pertahanan dalam pernyataan bersama setelah pertemuan mereka.

"Mereka sepakat untuk terus memperkuat koordinasi kebijakan trilateral untuk menangkal provokasi Korea Utara."

Penenggelaman Pyongyang atas kapal perang Cheonan Korea Selatan, penembakan terhadap Pulau Yeonpyeong Korea Selatan pada tahun 2010 dan peluncuran peluru kendali pada April "menimbulkan ancaman serius bagi perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea, Asia Timur Laut, dan dunia," kata pernyataan itu.

"Korea Utara perlu memahami bahwa ia tak akan mencapai apa-apa dengan ancaman itu atau dengan provokasi itu, dan bahwa perilaku seperti itu hanya akan memperdalam isolasi internasional," katanya menambahkan.

Ketiga pejabat pertahanan menghadiri konferensi akhir pekan ini di Singapura yang disebut Dialog Shangri-La yang berakhir pada Minggu.

Sebelum pertemuan tiga menteri, kepala pertahanan AS mengatakan Washington akan mempertahankan kehadiran pasukannya dengan kekuatan penuh di Korea Selatan, meskipun terdapat tekanan anggaran di dalam negerinya.

"Kami juga meningkatkan kecerdasan dan berbagi informasi kami dengan Republik Korea - berdiri tegak melawan provokasi bermusuhan Korea Utara sambil mengolah aliansi dengan kemampuan baru untuk memenuhi tantangan dunia," kata Panetta dalam satu pidato di konferensi.

Saat ini terdapat sekitar 28.500 tentara Amerika Serikat ditempatkan di Korea Selatan.

Sumber: Republika

Iran Siap Hadapi Israel dan AS

KOMPAS.com - Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pihaknya siap menghadapi Israel dan AS andai kedua negara itu menyerang fasilitas nuklir Iran. "Kami akan menanggapi dengan reaksi sebanding," katanya pada Sabtu (2/6/2012).
Namun, sebagaimana warta AFP dan Fars mengutip penasihat militer senior Iran Brigadir Jenderal Yahya Rahim Savavi, serangan dari seteru Iran itu sejatinya tak bakal terwujud.
Sebelumnya, Washington dan tel Aviv menekankan kalau seluruh pilihan aksi ada di meja perundingan.  "Mereka mungkin bisa memulai serangan tapi mereka tak bisa mengakhirinya dan itu tetap berada di tangan Iran," kata Savavi sembari mengingatkan kalau kondisi ekonomi AS dan Israel kini tak memungkinkan untuk memulai perang.
Rahim Safavi memperingatkan seluruh wilayah Israel berada dalam jangkauan tembak rudal Hizbullah, milisi yang jadi sekutu Iran di Lebanon. Sementara, pasukan AS di wilayah tersebut rentan.

Sumber: Kompas

China Tawarkan Radar Maritim ke Indonesia


LONDON, KOMPAS.com- China dikabarkan menawarkan pemasangan sistem pengawas maritim senilai 1 miliar yuan (sekitar Rp 1,5 triliun) di kawasan Indonesia. Nantinya, sistem tersebut akan melengkapi sistem serupa buatan AS yang lebih dulu dipasang di Indonesia.


Demikian diungkapkan majalah pertahanan terkemuka IHS Jane's Defence Weekly (JDW) edisi 16 Mei 2012 yang mengutip berbagai sumber. Menurut JDW, tawaran tersebut disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berkunjung ke Beijing, akhir Maret.

Detail sistem pengawas maritim yang ditawarkan China itu belum diketahui. Namun, JDW menduga sistem tersebut akan terdiri atas jaringan radar yang ditempatkan di Pulau Lombok, Selat Sunda, Kalimantan Barat, dan pantai barat daya Sulawesi. Nantinya, data pengamatan yang diperoleh dari sistem ini akan dibagi dengan China.

Dengan sistem ini, Beijing akan mendapat keuntungan berupa data kondisi perairan di Selat Sunda, Selat Karimata, dan Selat Makassar, yang menjadi titik-titik penyempitan penting di jalur komunikasi laut (SLOC).

Tawaran China itu diberikan hanya beberapa bulan setelah pemerintah AS menyumbangkan Sistem Pengawasan Maritim Terpadu (IMSS) senilai 57 juta dollar AS (Rp543,9 miliar) kepada TNI Angkatan Laut. Menurut pernyataan Departemen Luar Negeri AS, IMSS terdiri atas jaringan sensor terpadu yang dipasang di darat maupun di kapal-kapal perang Indonesia, berbagai peralatan komunikasi dan perangkat komputasi untuk mengumpulkan, mengirim, dan menganalisa berbagai data maritim.

Secara konkret, IMSS terdiri atas 18 stasiun pengawas pantai (CSS), 11 radar berbasis kapal, dua pusat komando regional, dan dua pusat komando armada di Jakarta dan Surabaya. Pemerintah AS juga telah mengalokasikan dana tambahan sebesar 4,6 juta dollar untuk merawat sistem tersebut sampai tahun 2014.

Meski demikian, sumber-sumber JDW mengatakan, bahkan dengan tambahan alokasi dana dari AS ini, IMSS masih terlalu mahal untuk dioperasikan oleh TNI AL dan belum terintegrasi secara menyeluruh.

Dengan adanya tawaran dari China ini, China akan memiliki sistem tandingan strategis terhadap IMSS, dan memungkinkan negara itu memantau pergerakan kapal-kapal AS dan lalu lintas laut lainnya di perairan Indonesia.


Sumber: Kompas

Pakistan Sukses Uji Coba Misil Siluma Bermuatan Nuklir

ISLAMABAD- Pakistan sukses dalam menggelar uji coba misil jelajah yang sanggup membawa hulu ledak nuklir dan dilengkapi dengan teknologi siluman. Misil itu siap digunakan untuk pertahanan darat dan laut.

"Peluncuran misil Hatf-VIII Ra'ad yang sanggup menjangkau target sejauh 350 kilometer, membuat Pakistan semakin kuat dalam mempertahankan wilayah laut dan darat," ujar militer Pakistan, seperti dikutip Gulf News, Jumat (1/6/2012).

Mereka pun menambahkan, teknologi misil jelajah yang canggih hanya dibangun oleh sejumlah negara di dunia ini. Uji coba misil itu juga menandai keberhasilan Pakistan dan mengerahkan Komando Sistem Komando dan Pengawasan Strategis (SCCSS).

SCCSS merupakan sistem yang sanggup digunakan untuk memonitor peluncuran misil. Sistem itu juga akan mengawasi aset-aset strategis milik Pakistan. Peluncuran misil itu juga disambut oleh Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani.

"Misil jelajah Ra'ad memiliki kapabilitas siluman, sanggup melesat di ketinggian rendah, berkemampuan untuk melakukan manuver, serta dapat mengangkut hulu ledak nuklir," imbuhnya.

Hatf-VIII merupakan misil keempat yang diuji coba oleh Pakistan sejak Mei lalu. Pada 25 April, Pakistan menjajal misil jarak jauh Hatf-IV yang berkemampuan nuklir dan sanggup menggempur target sejauh 1.000 kilometer. Peluncuran misil itu dilakukan enam hari setelah India menguji coba misil Agni-V yang amat kuat. 


Sumber : Okezone

Rabu, 30 Mei 2012

TNI AU Segera Miliki Empat Pesawat Tempur Super Tucano EMB-314


REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Skadron Udara 21 Lanud Abdurrachman Saleh di Kabupaten Malang, Jawa Timur, menanti kedatangan empat unit pesawat tempur Super Tucano EMB-314 buatan Brazil yang direncanakan tiba pada 28 Agustus 2012.

"Direncanakan pesawat Super Tucano dari Brasil tiba pada tanggal 28 Agustus 2012, namun apabila ada penundaan mungkin di awal September," kata Kepala Seksi Pemeliharaan Skadron Udara 21 Lanud Abdurachman Saleh, Mayor (Tek) Anton Firmansyah, di Malang, Rabu.

Kedatangan empat unit pesawat tempur Super Tucano EMB-314, kata Anton, untuk memperkuat Skadron Udara 21 dan tentunya bagi seluruh jajaran TNI-AU dalam menjaga kesatuan wilayah Indonesia.

"Untuk yang pertama akan datang empat unit pesawat, dan hingga akhir tahun 2012 direncanakan delapan pesawat Super Tucano tiba di Lanud Abdurrachman Saleh," tambah Anton.

Pesawat tersebut, lanjut Anton, merupakan pesawat tempur taktis yang mampu melaksanakan operasi bantuan tembakan dari udara yang merupakan keunggulan pesawat itu. Dengan rencana itu, Anton menambahkan, TNI-AU juga telah mempersiapkan pilot-pilot terbaik untuk dikirimkan ke Sao Paulo, Brazil.

"Ada 12 orang pilot yang akan dikirim ke Brazil. Saat ini mereka telah ada di Jakarta untuk mendapatkan bimbingan, dan direncanakan pada bulan Juni akan berangkat ke Sao Paulo, Brazil, untuk menyelesaikan pelatihan," kata Anton.

Pesawat tersebut, lanjut Anton, juga telah dipergunakan oleh beberapa negara lain dan merupakan pesawat produksi baru. "Kami telah menyiapkan 'shelter' baru dan saat ini juga sedang dilakukan penyelesaian pembangunan tempat simulator," kata Anton.

Pesawat Super Tucano EMB-314 memiliki mesin tunggal buatan Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer), dan memiliki kemampuan menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh.

Kedatangan pesawat tempur itu akan menggantikan posisi pesawat tempur Oviten-10F Bronco yang sudah tidak akan dioperasikan. OV-10 Bronco telah berjasa di berbagai operasi, antara lain Operasi Seroja (1976-1979) di NTT, Operasi Tumpas (1977-1978) di Irian Jaya, dan Operasi Halilintar (1978) di Riau.


Sumber: Republika

Pemerintah Anggarkan Rp. 3.9 Triliun Bangun Sepanjang Perbatasan

 
BALIKPAPAN: Pemerintah menyediakan anggaran Rp3,9 triliun membangun wilayah perbatasan darat Kalimantan-Malaysia Timur. Panjang garis perbatasan di sana hingga 2.000 kilometer dari barat ke timur.

Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur berhadapan dengan Malaysia di Kalimantan berhadapan dengan dua negara bagian Malaysia, Sabah dan Sarawak. 

Sekretaris Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP), Sutrisno, di Balikpapan, Selasa, menyatakan, "Anggaran untuk mengembangkan 39 kecamatan sepanjang perbatasan." Artinya, tiap kecamatan akan mendapat banyak sekali dana untuk memajukan wilayahnya.

"Bagian dari tahapan pembangunan hingga 2025. Akan dibangun 187 kecamatan di 38 kabupaten di 12 provinsi. Rencana induk 2011-2014 sudah melibatkan 111 kecamatan," katanya.

Sutrisno menghadiri Rapat Koordinasi Pembangunan Kawasan Perbatasan Kalimantan Timur. Rapat itu dibuka Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak.

Anggaran dan perencanaan tersebut berkenaan perubahan cara pandang mengenai daerah perbatasan. Wilayah perbatasan, khususnya perbatasan darat dengan Malaysia di Kalimantan, kini dianggap sebagai beranda atau teras depan dari Republik Indonesia.

Perubahan cara pandang itu juga untuk mengimbangi pesatnya kemajuan pembangunan kota-kota negara tetangga tersebut yang letaknya tidak jauh dari kota-kota Indonesia, yang umumnya tertinggal.

Pembangunan infrastruktur juga akan dibarengi pembangunan pada sektor energi, pendidikan dan kesehatan untuk membuka isolasi.

Bukan cuma pada aspek keseharian, karena TNI-AD berambisi menempatkan batalion-batalion kavaleri berat di garis perbatasan. Tank Leopard seberat 75 ton perunit akan dioperasikan di hutan belantara tropis bertanah gambut Kalimantan, dan berpangkalan di Bulungan, Kalimantan Timur. 

Masih didukung skuadron helikopter serbu AH-64 Super Cobra dengan berbagai peluru kendali dan roketnya. 


Sumber : Antara

AS Perbarui Kekuatan AL di Asia Pasifik

WASHINGTON: Amerika Serikat akan memperbarui kekuatan angkatan lautnya di seluruh wilayah Asia Pasifik dan tetap "waspada" menghadapi militer China yang sedang bangkit, kata Menteri Pertahanan AS Leon Panetta, Selasa (29/5/2012).

Pada malam jelang perjalanannya ke Asia yang akan mencakup perhentian di Singapura, Vietnam, dan India, Panetta menyampaikan dalam sebuah pidato bahwa masa depan AS tergantung keamanan di seluruh Pasifik Barat dan Samudra Hindia. "Amerika sebuah negara maritim dan kita kembali ke akar maritim kita," kata Panetta kepada para lulusan Akademi Angkatan Laut AS di Annapolis, Maryland.

"Salah satu proyek utama yang generasi anda harus hadapi adalah mempertahankan dan meningkatkan kekuatan Amerika di seluruh kawasan maritim yang besar di Asia Pasifik," katanya.

Presiden Barack Obama telah mengumumkan pergeseran strategis di Asia setelah mengakhiri kehadiran militer AS di Irak dan mengawasi penarikan pasukan di Afganistan. Pengumuman pergeseran itu terkait dengan kekhawatiran AS atas kebangkitan militer China dan sikap yang lebih tegas soal Laut China Selatan.

Dalam pidato itu, Panetta mendorong para perwira angkatan laut yang baru untuk menjalin hubungan keamanan yang lebih kuat dengan China meski saat bersamaan ia bersumpah bahwa AS tidak akan menurunkan penjagaan keamanannya. "Kami membutuhkan anda guna memperkuat hubungan pertahanan dengan China. Militer China sedang tumbuh dan semakin modern. Kita harus waspada. Kita harus kuat. Kita harus siap menghadapi tantangan apa pun," kata Panetta.

"Namun, kunci untuk wilayah itu adalah mengembangkan sebuah era baru kerja sama pertahanan antara negara,  di mana militer kita berbagi beban keamanan dalam rangka memajukan perdamaian di kawasan Asia Pasifik dan seluruh dunia," katanya.

Dia meminta para lulusan untuk memperkuat aliansi yang sudah lama terjalin dengan Jepang, Korea Selatan, Australia dan Filipina, sementara terus membangun "kemitraan yang kuat" dengan negara-negara, seperti Malaysia, Indonesia, Vietnam, Singapura, dan India. 


Sumber : Kompas

Selasa, 29 Mei 2012

FSYAH Rusia Beli Lisensi Tank Buatan Italia

Seorang juru bicara Oto Melara mengatakan bahwa pihaknya memang dapat menjual lisensi ke Rusia untuk produksi tank Centauro. Dua tank Centauro telah dikirimkan ke Rusia. Tank-tank tiba di pelabuhan Novorossiisk Rusia dan saat ini tengah menjalani uji coba di wilayah Moskow. Dmitry Rogozin sebelumnya menyatakan bahwa Rusia berencana untuk meluncurkan serial tank terbaru 'ARMATA' pada 2015 nanti. Pada akhir April lalu, Rogozin menyatakan bahwa Rusia akan memulainya dengan mendapatkan teknologi dari negara asing ketimbang membeli hardware militer. -Maksudnya agar Rusia dapat mempelajari teknologi asing tersebut.


RUSIA UJI COBA TANK BERODA CENTAURO ITALIA


Rusia tengah menguji tank beroda 'wheeled tank' B1 Centauro 8x8 Italia dan tengah mempertimbangkan untuk membuatnya di bawah lisensi Italia. Italia telah mengirimkan dua tank Centauro kepada Rusia dengan desain asli, meriam 105 mm dan satu tank lagi dipasang meriam 125 mm Rusia. Dua varian tambahan tank Centauro akan segera tiba di Moskow dalam beberapa minggu kedepan dengan meriam 120 mm standar NATO dan senapan otomatis 30 mm. Menurut perwakilan Oto-Melara (pabrikan pertahanan Italia/produsen Centauro), tank akan di evaluasi secara teknis, uji otomotif dan uji tembak sampai akhir 2012. 

Perusahaan Italia memang tertarik dalam "joint venture" dengan pembuat kendaraan militer Rusia untuk memproduksi kendaraan lapis baja beroda. Kantor berita Rusia Novosti mengatakan bahwa pabrikan truk yang bernama Kamaz di Naberezhny Chelny bisa ikut terlibat dalam kesepakatan itu, informasi ini diperoleh Novosti dari sumber di Rosoboronexport (Badan ekspor-impor senjata Rusia). 

Di bawah kontrak yang ditandatangani pada bulan Desember tahun lalu di Moskow, 60 Lynx-LMV (Kendaraan lapis baja ringan serbaguna) telah diproduksi oleh Oboronservis bersama perusahaan (OJSC) di Voronezh, Rusia tengah. Lima puluh tujuh kendaraan tersebut akan melayani militer Rusia pada tahun ini. 


Centauro dengan meriam 120 mm Tank beroda Centauro ini diproduksi oleh CIO JOINT VENTURE yang didirikan oleh Iveco Fiat dan Oto Melara. Iveco Fiat memiliki otoritas untuk desain sasis dan sistem otomotif, dan Oto Melara bertanggung jawab untuk desain sistem senjata dan integrasi. Italia sudah memiliki 400 Centauro yang sudah berada dalam layanan Angkatan Bersenjatanya. Angkatan Bersenjata Italia juga telah menerjunkan 249 VBM Freccia -kendaraan tempur infanteri- yang dilengkapi dengan senapan mesin 30 mm dan rudal anti tank. Mungkin varian senjata 30 mm yang sering disebutkan dalam pengujian-pengujian tempur di Rusia tersebut adalah 30 mm yang dipasang pada Freccia ini. 

Rusia memang memiliki pengalaman yang bagus untuk membuat tank beroda, seperti kita tahu BTR-60 8x8, dan yang terbaru adalah BTR-90, yang dirancang pada pertengahan tahun 1990 sebagai kendaraan lapis baja angkut personel. BTR-70/80 adalah salah satu APC roda yang paling banyak dipakai di Angkatan Bersenjata Rusia dan dunia, dengan lebih dari 5.000 BTR untuk 30 Angkatan Bersenjata di seluruh dunia. BTR-90 memang menawarkan rasio daya/berat yang lebih baik dari Centauro tapi kurang bisa berdaptasi dengan 'turret' (kubah-menara) yang berat, hal ini memang telah menjadi keahlian Italia sejak puluhan tahun lalu. 

Integrasi yang cepat dari meriam 125 mm Rusia telah menambah kemampuan tank Centauro ini dan ini bisa membuka keran ekspor industri pertahanan Italia. Kendaraan lapis baja Freccia dengan senjata 30mm Banyak pejabat di kalangan industri militer Rusia merasa keberatan atas keterbukaan Rusia untuk memakai produk barat, hal ini tercermin dalam pembelian kapal Perancis, kendaraan lapis baja Italia dan pesawat tak berawak (drone) Israel. Yury Borisov, wakil ketua komisi industri milter, dikutio dari Novosti mengatakan bahwa Rusia hanya akan satu kali membeli persenjataan asing, setelah itu Rusia akan mempelajari dan membuatnya sendiri. Namun, rasanya tidak mungkin produsen barat akan setuju dengan sikap Rusia tersebut. -Belajar dari diri sendiri, rusia sendiri pun "marah besar" ketika Sukhoi Rusia di kloning oleh China.


Sumber: artileri

PAL Indonesia Siapkan 150 Teknisi Ahli Untuk Belajar Di Korsel & Belanda

Pembuatan Kapal PKR dari Belanda dan Kapal Selam dari Korea ditargetkan selesai 2016, setelah itu PT PAL akan membuat unit lainnya (photo : Schelde)

SURABAYA: PT PAL Indonesia (Persero) menyiapkan 150 teknisi ahli perkapalan untuk alih teknologi produksi kapal selam di Korea Selatan dan kapal perusak kawal rudal (PKR) di Belanda, menyusul dibuatnya kapal perang pesanan Kementerian Pertahanan di dua negara itu.

Proses alih teknologi itu merupakan persiapan untuk membuat sendiri kapal selam pada beberapa tahun mendatang, suatu upaya kemandirian industri pertahanan di dalam negeri.

Direktur Utama PT PAL Indonesia Muhamad Firmansyah Arifin mengatakan BUMN tersebut selama ini telah banyak memproduksi berbagai jenis kapal perang untuk memenuhi kebutuhan TNI AL seperti kapal patroli cepat, landing platform dock (LPD), kapal cepat rudal (KCR), landing craft utility (LCU), landing craft vehicle personal (LCVP).

Namun, lanjutnya,  sejauh ini PAL belum menguasai teknologi pembuatan kapal selam, karena membutuhkan ilmu tinggi serta kesiapan SDM yang memiliki kemampuan dalam menerima alih teknologi kapal perang tersebut.

“Kami akan menyiapkan 300 teknisi untuk diseleksi menjadi 150 orang guna dikirim ke Korea Selatan dalam keperluan alih teknologi pembuatan kapal selam.  Dijadwalkan penyeleksian itu rampung pada 2013,” ujarnya saat mendampingi Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Selasa, 29 Mei 2012.

Kunjungan tersebut dimaksudkan melihat pelaksanaan produksi  sejumlah kapal perang pesanan TNI AL di PAL Indonesia seperti 3 unit KCR, 2 unit kapal tunda 2400 HP dan 4 unit LCU. Turut hadir dalam kunjungan tersebut Wakil Kepala Staf TNI AL Laksdya TNI Marsetio dan Irjen Kementerian Pertahanan Laksdya TNI Sumartono.

Sjafrie mengatakan PAL harus menyiapkan diri menjadi bagian dari industri pertahanan yang mampu memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) berteknologi tinggi, melalui proses alih teknologi dari negara lain.

Menurut dia, Kementerian Pertahanan tengah melakukan pengadaan 2 unit kapal perusak kawal rudal (PKR) yang dibuat di Belanda. Selain itu, 3 unit kapal selam, diantaranya 2 unit dibuat di Korea Selatan.

Dalam kontrak pembuatan kapal perang di dua negara itu disepakati kerja sama alih teknologi kepada kalangan teknisi ahli kapal perang asal Indonesia.

“Pembuatan PKR di Belanda ditargetkan dapat dirampungkan pada 2016 mendatang,” ujarnya.

Dalam waktu sama, diharapkan pembuatan kapal selam di Korea pun dapat rampung, kemudian akan dibuat di dalam negeri. Dana yang disiapkan untuk pengadaan kapal perang berteknologi tinggi itu disebutkan Rp150 triliun.

Muhamad Firmansyah menyatakan kesiapannya menjadi lead integrator [bersama BUMN lain] untuk pembangunan alutsista, dengan menyiapkan fasilitas bengkel terintegrasi.

“Kami memiliki 2 graving dock, 2 floating dock dan shiplift sekaligus memiliki divisi desain yang merancang kapal-kapal perang,” paparnya.(bas)

Sumber : BisnisJatim

Taiwan Kerahkan Rudal Anti-China

TAIPEI: Taiwan untuk pertama kalinya mengerahkan rudal-rudal jelajah yang mampu menyerang markas-markas militer penting di sepanjang pantai tenggara China dataran. Rudal ini diketahui memiliki jangkauan hingga 500 km.

Seperti diungkapkan oleh seorang pejabat militer setempat kepada Liberty Times dan dilansir oleh AFP, Senin (28/5/2012), rudal buatan asli Taiwan ini diberi nama Hsiungfeng 2E atau Brave Wind. Produksi massal rudal ini telah selesai dan akan segera digunakan.

Pihak Kementerian Pertahanan Taiwan sendiri enggan berkomentar banyak soal hal ini. Namun, ulasan Liberty Times menyebutkan bahwa proyek produksi rudal ini menghabiskan biaya sekitar 30 miliar dolar Taiwan atau sekitar Rp 9,5 triliun.

Produksi massal ini dilakukan demi mengantisipasi militer China yang diyakini memiliki lebih dari 1.600 rudal yang siap diluncurkan, terutama ke wilayah Taiwan.

"Sampai batas tertentu, persenjataan bisa menjadi alat penghalang. Dalam kasus perang di Selat Taiwan, rudal bisa digunakan untuk menyerang bandara dan markas militer lainnya milik militer China, People's Liberation Army," terang editor-in-chief Liberty Times, Kevin Cheng, kepada AFP.

Liberty Times memperkirakan, ada lebih dari 100 rudal Hsiungfeng 2E yang diarahkan ke wilayah China.

Ketegangan di wilayah Selat Taiwan mulai berkurang sejak Ma Ying-jeou terpilih menjadi Presiden Taiwan pada tahun 2008 lalu. Ma yang merupakan pemimpin Kuomintang, dikenal dekat dengan pihak China. Ma kembali terpilih sebagai Presiden Taiwan dan memulai masa jabatan keduanya sejak Januari lalu. Di bawah kepemimpinan Ma, perdagangan dengan China meningkat dan lebih banyak turis China yang diperbolehkan berkunjung ke Taiwan.

Namun demikian, China masih saja menolak untuk mengesampingkan kemungkinan serangan militer ke wilayah Taiwan, demi mengambil alih kembali pulau tersebut.


Sumber : Detik

Minggu, 27 Mei 2012

Uranium Iran Cukup untuk Lima Bom Nuklir

REPUBLIKA.CO.ID, WINA – Sebuah Lembaga Kemanan Amerika menyatakan Iran secara signifikan telah meningkatkan produksi uranium yang telah diperkaya. Dalam lima tahun terakhir, produksi total uranium Iran cukup untuk setidaknya lima senjata nuklir.

Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Keamanan Internasional (ISIS), yang menyoroti program nuklir Iran, membuat analisis berdasarkan data dalam laporan triwulan terbaru pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang dikeluarkan pada Jumat (25/5) lalu.

Dalam laporan tersebut, Iran telah menghasilkan kurang lebih 6,2 metrik ton (6,83 ton) uranium yang diperkaya 3,5 persen sejak tahun 2007. Beberapa di antaranya telah diproses lebih lanjut menjadi kadar yang lebih tinggi.

"Iran memiliki uranium heksafluorida yang diperkaya 3,5 persen. Jika diperkaya lagi, cukup untuk membuat lebih dari lima buah senjata nuklir," kata ISIS dalam analisisnya seperti yang dikutip Reuters Sabtu (26/5).

ISIS mengatakan terdapat penambahan uranium lebih dari 750 kilogram berdasarkan laporan IAEA yang diterbitkan pada bulan Februari lalu. Beberapa uranium Iran dengan kadar lebih tinggi, lanjut ISIS, telah dikonversi menjadi bahan bakar reaktor meski belum digunakan untuk senjata nuklir dalam waktu dekat.

Iran mulai memperkaya uranium dengan konsentrasi fisil 20 persen pada 2010 untuk bahan bakar reaktor penelitian medis. Pengayaan uranium tersebut kemudian diperluas dengan meluncurkan sebuah situs pengayaan uranium bawah tanah di Fordow.

Dalam laporannya, IAEA mencatat, Iran telah melakukan pengayaan uranium lebih dari 50 persen di Fordow. Selain itu Iran memiliki mesin-mesin yang digunakan untuk meningkatkan produksi uranium yang diperkaya hingga 20 persen.

Meski telah membuat beberapa kemajuan, ISIS mengatakan Iran tampaknya masih mengalami masalah dalam pengujian produksi skala unit yang lebih besar untuk menggunakan uranium secara lebih cepat.

Aktivitas nuklir Iran diawasi ketat oleh Barat dan Israel. Barat menilai pengayaan uranium yang dilakukan Iran untuk bahan bakar pembangkit listrik, jika disempurnakan ke tingkat yang jauh lebih tinggi, dapat digunakan untuk bahan bom nuklir. Barat mencurigai hal terakhir adalah tujuan akhir Iran meskipun Republik Islam itu menyangkalnya.


Sumber : Republika

Russia tests new missile with previously unachievable performance

Russia tests new missile system with previously unachievable performance. 47176.jpeg
Russia's "asymmetric response" to the US missile defense system, the test flight of which took place on Wednesday from Plesetsk spaceport, was an analogue of the sea-based intercontinental ballistic missile Bulava. Sources from the Russian rocket industry told the Kommesant newspaper that the two missiles were identical in their construction. They weigh nearly 36 tons, and are 12 meters in length. The two rockets also have the same amount of stages.
The new missile needs to be developed further. However, if all goes well, then Russia may have the new state-of-the-art strategic complex of highest, previously unachievable performance.  
Colonel Vadim Koval, an official spokesman for Russia's Strategic Missile Forces, told reporters, without giving any details, that Russia conducted the first test flight of the prototype of the new ICBM. The launch was conducted from a mobile platform, the official said.
However, a source from the rocket industry told Interfax that it became the second launch for the missile. The first flight went unsuccessfully, although an official confirmation to that could not be found. Experts concluded that it goes about the little-known Avangard - a deeply modernized variant of the new Yars missile system.
Also read: Russia works on 100-ton monster ballistic missile
The new, yet still mysterious missile complex, can be a ground-based analogue of the Bulava system. The Moscow Institute of Thermal Technology started testing Bulava after a series of failed launches.
The performance of the missiles hold perfect prospects for the new weapons in the struggle with the US missile defense system, the elements of which are going to be deployed in Europe. NATO officials stated during the recent summit in Chicago (which Russia ignored) that the first stage of the European missile defense system was practically ready. It is worthy of note that in May, Nikolai Makarov, the chief of Russia's General Staff, announced a possibility of pre-emptive blow against European military objects in case of deployment of the European missile defense system.
Sources from the rocket industry of Russia said in connection with the above-mentioned launch that there was new fuel used for the new missile. The fuel reduces the time required for the work of the engines during the boost phase of the flight. This is the phase, when the missile is most vulnerable to air defense systems.
"As a result, the most complicated boost phase of the flight goes so quickly that the enemy does not have time to calculate its trajectory. The enemy will thus be unable to destroy it. In other words, we can say that our opportunities in overcoming missile defense will increase considerably," an official with the rocket industry told the Moskovsky Komsomolets newspaper.
Owing to the new fuel, the missile will be able to carry more warheads - up to ten. Nowadays, this can only be carried by super heavy (weighing more than 200 tons) silo-based liquid-fuel ICBMs RS-20 (SS-18). The missiles were developed in Ukraine. Russia still has them, but their resource is about to reach the limit after many prolongations.
The term - "asymmetric response" to the US missile defense system - was coined by Vladimir Putin during his second term as president in 2007. He referred to the lexicon of the Soviet times at an annual press conference and said that all responses to the deployment of the US missile defense system in Europe would be "asymmetrical, and yet highly effective." 
sumber: Pravda

Tidak Ada Pangkalan Yang Tidak Dapat Terjangkau Rudal Iran

Wakil Panglima Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) Brigadir Jenderal Hossein Salami, menekankan kerja keras Syahid Tehrani Moqaddam dan mengatakan, "Sekarang tidak ada pangkalan di kawasan yang tidak dapat dicapai oleh rudal-rudal Iran dan ini semua terilhami dari perspektif syahid Moqaddam."
 
Fars News (26/5) melaporkan, Brigadir Jenderal Hossein Salami, Wakil Panglima Pasdaran dalam acara peringatan syahidnya Tehrani Moqaddam mengatakan, "Ketika syahid Moqaddam menghadapi kegagalan dalam ujicoba rudal, kegagalan tersebut bukan hanya tidak berdampak negatif pada dirinya, melainkan semakin meruncingkan semangat pejuang itu untuk berjuang lebih keras."
 
Menyinggung seluruh upaya yang dilakukan syahid Moqaddam dalam memproduksi rudal-rudal tipe dari darat ke darat, dari darat ke udara, dan rudal balistik, serta konversi rudal-rudal tersebut menjadi rudal dari darat ke laut, Salami menegaskan, "Sekarang tidak ada pangkalan di kawasan yang tidak dapat dicapai oleh rudal-rudal Iran dan ini semua terilhami dari perspektif syahid Moqaddam.

Sumber : Irib